Keberhasilan bisnis tidak hanya soal punya produk bagus, tetapi dinilai dari bagaimana manajemen mampu mengelola operasional secara fleksibel. Seperti yang kita tahu, saat ini seluruh sektor bisnis dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, perubahan perilaku konsumen, persaingan pasar, regulasi pemerintah, hingga kondisi global (seperti pandemi atau krisis ekonomi). Jika manajemen bisnis tidak ikut berkembang, maka perusahaan bisa tertinggal atau bahkan bangkrut.
Perkembangan dunia bisnis yang dinamis, terus berubah dan bergerak cepat, membuat manajemen bisnis perlu melakukan implementasi sistem ERP untuk dapat bertumbuh secara jangka panjang. Namun, perusahaan UKM atau bisnis yang bergerak di sektor dengan margin rendah kerap menghadapi keterbatasan dana untuk sistem IT. Dalam artian, bagi sektor UKM yang tidak memiliki anggaran besar, implementasi sistem ERP tidaklah mudah.
Dari tantangan tersebut, muncul pertanyaan mengapa banyak perusahaan mulai melirik alternatif selain SAP, serta contoh software ERP yang bisa menjadi pertimbangan.
2. Konsultan ERP Perusahan Trading Distribusi
Software Alternatif SAP B1
Berdasarkan buku panduan Enterprise Systems for Management karangan Luvai Motiwalla, Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem informasi yang diciptakan untuk mengintegrasikan dan mengotomatisasi manajemen bisnis. Salah satu produk ERP berbayar yang terkenal adalah SAP B1. Tercatat dalam sap news, penggunaan SAP B1 yang menjadi salah satu software ERP berbayar telah digunakan oleh lebih dari 1800 pelanggan di Indonesia. Sebagai salah satu software ERP yang populer di Indonesia, SAP B1 memang sudah dikenal luas. Namun, seiring berjalannya waktu beberapa pelaku usaha mulai keberatan membayar biaya lisensi. Biaya lisensi yang cukup tinggi membuat beberapa perusahaan mencari software ERP alternatif selain SAP B1.
Di balik dominasi SAP, SAP bukan menjadi pilihan utama dalam dunia ERP. Ada alternatif software ERP lain yang mampu mengakomodir solusi manajemen bisnis yang lebih terjangkau dan fleksibel untuk disesuaikan. Selain tidak dikenakan biaya lisensi, modul yang tersedia di ERPNext sangat komplit. Kelengkapan tersebut membuat ERPNext dipercaya untuk mengakomodir proses bisnis ritel, manufaktur, distributor, klinik, hingga sektor pendidikan tanpa membebani keuangan bisnis.
Selain faktor biaya, sistem open source juga mendukung transparansi kode. Dalam konteks bisnis yang membutuhkan ketangkasan (agility) dan efisiensi, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan dan regulasi yang berubah. Hal ini menggambarkan bahwa sistem open source seperti ERPnext mampu bersaing dengan sistem komersial.
Sebagai software alternatif SAP B1, ERPNext dapat dikembangkan secara internal dengan catatan perusahaan sudah memiliki sumber daya IT sebagai pengembang. Bila perusahaan tidak memiliki sumber daya IT yang mumpuni, Anda perlu bermitra dengan konsultan. Oleh karena itu, ERP open source sangat layak dipertimbangkan dalam roadmap digitalisasi jangka panjang. Tanpa biaya lisensi, perusahaan cukup berinvestasi pada implementasi, kustomisasi, dan pelatihan, yang nilainya jauh lebih rendah dibanding ERP komersial.
Konsultan ERP Perusahaan Trading Distribusi
Menentukan pilihan sistem ERP yang tepat, tidak cukup bila mempertimbangkan nama brand saja, melainkan juga terkait kecocokan alur bisnis dan kemampuan perusahaan beradaptasi jangka panjang. Sebagai konsultan ERPNext di Indonesia, Erasys Consulting dapat memberikan solusi dari kendala dalam proses bisnis yang mungkin terjadi di perusahaan trading distribusi. Tidak hanya layanan implementasi ERP yang lengkap sampai pelatihan karyawan, Erasys Consulting juga menerima jasa instal ERP dengan dukungan paket cloud AWS.
Konsultasi dengan Tim Teknis.






