VAPT adalah proses yang sangat penting dalam memastikan API aman dari serangan siber. Perkembangan ekonomi bisnis yang semakin terhubung dengan layanan berbasis cloud, membuat keamanan API tidak boleh diabaikan. API yang rentan dapat menyebabkan kerugian besar, baik dalam hal keuangan maupun reputasi perusahaan. Oleh karena itu, VAPT tidak hanya berperan untuk melindungi data sensitif tetapi juga fondasi fondasi keberhasilan aplikasi berbasis cloud di era digital.
Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) adalah metode penting untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan dalam API. VAPT menggabungkan dua pendekatan utama. Pertama, Vulnerability Assessment yaitu, penilaian ini bertujuan untuk memeriksa secara sistematis kelemahan yang ada dalam API. Proses ini digunakan untuk memindai celah keamanan, seperti otentikasi yang tidak aman, konfigurasi yang salah, atau data sensitif yang terekspos. Kedua, Penetration Testing yaitu, pengujian ini lebih menyerupai simulasi serangan dunia nyata. Tim IT yang memiliki keterampilan cyber security untuk melakukan penilaian eksploitasi kerentanan, memahami dampak dan risiko potensial yang dapat dihadapi jika API dieksploitasi oleh penyerang.
Jenis Ancaman Keamanan API
1. Serangan Injection
API yang tidak diatur dengan baik rentan terhadap serangan injection, seperti SQL Injection atau Command Injection. Penyerang dapat menyisipkan skrip berbahaya untuk mendapatkan akses tidak sah ke data atau mengontrol sistem backend.
2. Autorisasi dan Otentikasi yang Lemah
Jika API tidak menerapkan otentikasi yang kuat, peretas dapat dengan mudah masuk ke sistem, menyamar sebagai pengguna yang sah. Otentikasi yang lemah juga memudahkan akses yang tidak diinginkan ke data atau layanan yang seharusnya terbatas.
3. Data Exposure
API yang salah dikonfigurasi dapat membuka data sensitif ke publik, baik melalui respon API yang tidak aman atau kebocoran melalui parameter URL. Data yang terekspos bisa mencakup informasi pengguna, transaksi, atau informasi rahasia lainnya.
4. Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
Komunikasi API yang tidak dienkripsi dapat dicegat oleh penyerang, memungkinkan mereka untuk memanipulasi data atau mencuri informasi sensitif selama transmisi.
5. Rate Limiting dan Abuse
API tanpa perlindungan akan rentan terkena serangan brute force yang dapat dieksploitasi untuk melumpuhkan layanan, mengakibatkan gangguan operasional.
Proses VAPT Melindungi API
1. Mengumpulkan Informasi API
Pertama, periksa dokumentasi API untuk memahami fungsionalitasnya, seperti endpoint, metode HTTP yang digunakan (GET, POST, PUT, DELETE), serta parameter yang diterima. Kemudian pahami arsitektur API, seperti apakah API tersebut menggunakan REST atau GraphQL, serta bagaimana API tersebut terhubung dengan sistem lain.
2. Uji Autentikasi dan Otorisasi
Pengujian ini bisa melalui 3 metode, pertama pengujian tanpa kredensial (akses endpoint API tanpa autentikasi untuk memastikan bahwa perlindungan akses diterapkan dengan baik), pemeriksaan token (akses API dengan token yang tidak valid, expired, atau token pihak lain untuk mengakses data), dan bypass otorisasi (mengakses fungsi yang seharusnya memerlukan otorisasi tingkat tinggi dengan peran pengguna yang terbatas).
3. Uji Validasi Input
Memasukkan payload berbahaya pada parameter input, untuk menguji kerentanan injeksi. Proses validasi input berguna untuk mencegah serangan manipulasi data. Kemudian lakukan cross site scripting untuk melihat apakah API rentan terhadap skrip berbahaya yang bisa dijalankan di sisi klien. Lakukan juga fuzz testing (mengirim data acak atau tidak terstruktur ke API dan memantau respons untuk menemukan kesalahan atau celah yang dapat dieksploitasi).
4. Rate Limiting atau Throttling
Rate limiting testing dengan mengirim permintaan dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, untuk memastikan bahwa API memiliki mekanisme rate limiting sebagai proteksi terhadap serangan DDoS.
Setelah itu lakukan resource exhaustion testing untuk menguji apakah API memiliki perlindungan terhadap pengulangan permintaan besar-besaran yang dapat mempengaruhi kinerja server.
5. Audit dan Logging
Aktifitas API dalam merespon permintaan berbahaya diaudit, apakah apakah respon error memberikan terlalu banyak informasi kepada penyerang, seperti pesan debug atau stack trace. Log in berguna untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan agar tercatat dengan benar dalam log keamanan.
6. Hasil VAPT untuk Mitigasi
Setelah melakukan VAPT secara rutin dalam mengidentifikasi kerentanan, perbaikan kerentanan juga perlu dilakukan secara rutin, seiring dengan perubahan saat pengembangan aplikasi. Pilih mitra VAPT terpercaya untuk menerapkan perbaikan yang diperlukan berdasarkan hasil pengujian VAPT.
Mitra VAPT untuk Perusahan Anda
Sebagai mitra VAPT, Erasys Consulting tahu persis perlindungan menyeluruh dalam keamanan siber merupakan investasi jangka panjang. Bersama Erasys Consulting, Anda akan mendapatkan lebih dari sekadar layanan teknis, melainkan juga mendapatkan kolaborasi strategis untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko siber secara proaktif. Percayakan keamanan digital Anda pada Erasys Consulting! Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan maksimal melalui layanan VAPT yang menyeluruh. Hubungi kami untuk konsultasi tanpa biaya.
Hubungi kami dan dapatkan detail layanan VAPT yang Anda butuhkan!